Saturday, October 05, 2013

Pelajaran Arts Kelas 5 di South Wagga Primary

Ini hasil kerja Fida dari salah satu aktivitas belajar untuk mata pelajaran Arts di Kelas 5 SD di Wagga. Sayang kena percikan air akibat dipajang di depan kulkas.

Aturan kadang muncul dari anak

Suatu akhir pekan, saya sibuk di rumah karena beberapa meeting online dengan teman guru di Indonesia.

Si Kakak dan adiknya kuingatkan untuk tidak ribut.
Kelihatannya mereka paham.

Tapi setelah berjam-jam saya sibuk, si kecil mulai beraksi. Maka saya pun melayaninya sambil sibuk di dapur, sambil nulis, sambil melayani permintaannya untuk main catur. Setelah biji caturku kugerakkan, saya mengerjakan pekerjaanku. Setelah dia manggil, saya datang lagi. Dia pun dengan sabar menjelaskan pergerakan caturnya.

Saya paham bahwa hal ini tak nyaman bagi sikecil, karena saya tidak fokus. Setelah banyak bersabar, akhirnya dia membuat aturan tertulis seperti pada gambar di bawah.

Saya diberi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan saya, dan saya diberi aturan bahwa mulai jam 6 hingga jam 9.30 malam, saya tak boleh menyentuh alat-alat elektronik. Waktu itu hanya boleh digunakan untuk bermain catur dengannya, belajar tapi bersama Ibu dan Fida, membacakannya buku atau dia membacakan buku untukku, dan menonton film.

Saat kubilang, artinya saya kan tak bisa juga menyalakan TV. Dia bilang, dia sendiri yang akan menyalakan TV nya.

Malam itu, kami pun nonton bareng.

Akhirnya, malam itu kami menikmati nonton bareng. Ayahnya tersenyum melihat aksi si bungsu.

Biarkan anak berkreativitas

Inilah yang terjadi dengan Fida. Beberapa hari berturut- turut, video tentang bikin kue menjadi perhatiannya. Dia akhirnya memutuskan mau bikin cheese cake.

Walah, bahan-bahannya mahal-mahal juga ya. Kalau beliin cheese cake yang sudah jadi, mungkin lebih murah. yang harga sekitar 35 dollar sdh enak. Tapi pikir demi pikir, akhirnya saya dukung. Bukankah ini kesempatan belajar baginya. Belajar sering bisa efektif bila inisiatifnya datang dari anak itu sendiri.

Rasanya sangat enak. Cuma dia agak kecewa, karena creamnya nggak bisa jadi. Dia sudah mencobanya beberapa kali.

Padahal rencananya mau menghias kuenya. Nah, akhirnya cheese cakenya yang enak itu tidak maksimal penampakannya.

Maafkan Ibu ya Nak, karena Ibu juga tidak menguasai ini. Tapi enak kok. Well done Adek Fida. Kak Fika, Ayah dan Ibu senang dan bangga dengan karya yang sudah luar biasa ini.

Anakku lagi-lagi membelajarkanku

Catatan Facebook: June 14, 2013 at 10:49pm

Kadang-kadang, kita terlalu keras pada diri kita dan menganggap bahwa diri kita kurang hanya gara-gara kita terlalu terpaku pada hasil. Kita kadang lupa menghargai proses berat yang telah kita lalui.

Kalau orang lain tidak memperhitungkan proses kita, mungkin itu wajar karena mereka tidak melihat atau merasakan upaya keras kita. Hal ini mungkin bisa dimaklumi. Namun diri kita! Kita tahu apa yang telah kita upayakan.

Kita perlu menghargai diri kita dan membawa diri kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah menfasilitasi kita melalui proses tersebut. Bukankah semua kekuatan bersumber dari-Nya?

Menilai hasil memang penting, namun menilai sebatas hasil adalah hal yang kurang produktif dalam hidup ini. Bisa jadi, proses yang begitu berharga memberikan hasil yang belum memuaskan. Namun jangan lupa, bisa jadi itu pertanda langkah pertama dari puluhan/ratusan langkah menuju suatu kesuksesan.

Itulah pelajaran yang kudapatkan dari kejadian kemarin malam.
Kejadian apa gerangan?

Kemarin malam, saat saya sedang asyik membaca di kamar, sikecilku datang dengan wajah cemberut. Saat kutanyai, dia malah menangis. Oh my God, rupanya dia kecewa dengan gambarnya. Saya tahu, bahwa dalam dua malam, dia sibuk menggambar. Beberapa hari lalu, dia sih bilang dia mau ikut kompetisi merancang helm. Namun baru kemarin malam saya paham hubungan antara rancangan helm dan gambarnya.

Sambil nangsi, sikecilku bilang kalau gambarnya tidak cocok untuk helm berdasarkan komentar si Kakak. Entah apa komentar Kakak yang membuat adiknya sedih sekali. Saya tahu si Adik frustasi karena tak mungkin lagi dia merancang hal baru sedangkan keesokan harinya, rancangan harus dikumpulkan ke sekolah.

Suami saya mulai komentar. Suamiku pun kuberi signal pertanda saya siap menangani masalah si Adik. Setelah kami hanya berdua di kamar, saya mulai menerapkan teori reinforcement.
Saya berusaha meyakinkannya bahwa disainnya itu sangat spesial karena memang spesial buatku. Saya bilang “Ibu loh tak bisa menghasilkan karya sebaik ini, separuhnya pun Ibu tak sanggup.”

Saya menasehatinya. “Ini adalah hasil kerja keras, hasil imaginasi yang luar biasa. Ini adalah rancangan yang belum pernah ada. Ini karya baru. Ini hasil ketelatenan.” Saya yakinkan bahwa saya percaya, kurang dari 10% dari temannya yang bisa menghasilkan karya sebagus ini. Saya berharap, dia mengapresiasi karya yang telah dibuatnya dengan susah payah.

Saya katakan, “saya sendiri, kadang-kadang butuh waktu 2 minggu utk menghasilkan hanya 5 halaman tulisan yang bagus. Lah ini hanya 2 malam. De Fida sangat pantas bersyukur pada Allah.”

Dia diam mendengar. Dia berhenti menangis, lalu bilang, “tapi kerja saya lambat.” Kujawab, “Semua pekerjaan yang dikerjakan secara rinci atau telaten membutuhkan waktu. Saya pernah ke penjual batik di Madura dan ternyata batik-batik yang cantik itu ada yang dibuat selama satu bahkan tiga bulan. Padahal satu batik loh.”

Si kecilku bertanya "kok bisa?". Kujelaskan bahwa seperti itulah karya bermutu. Seorang profesional pun kadang-kadang harus menghabiskan waktu banyak untuk satu karya. Cuma kalau divideokan, tentu seakan-akan bisa selesai dalam waktu singkat.

Saya pun berkesempatan mengenalkannya satu konsep, yaitu copyright.
Saya bilang “Dari pengalaman menghasilkan satu rancangan, Adik tahu bahwa ini butuh waktu, butuh kreatifitas, proses berpikir keras, dan lain-lain. Ini karya asli, bukan hasil jiplakan. Nah, kalau karya Fida yang bagus ini, di copy orang lain, diakui sebagai karya orang lain, bahkan diperjualbelikan, ini namanya melanggar copyright dan malah bisa berakibat masuk penjara atau didenda uang.”

Hmmm, kelihatannya dia mulai tenang. Sambil kupijat, dan kucium dahinya beberapa kali. Saya pun membujuknya untuk shalat berjamaah Isya.

Sehabis shalat, saya membolehkan dia melanjutkan mewarnai gambarnya. Dia bilang “Kok Ibu membiarkan saya telat tidur” Maklum, saya sering bilang harus tidur sebelum jam 10. Saya set up alarm setiap 15 menit. Janjinya sih mau kerja sekitar 45 menit lalu tidur. Saya pun jadi menungguinya sambil nulis note di kamarnya.

Sedangkan si Kakak, juga baru menyelesaikan tugas menggambarnya. Wow, ternyata si Kakak juga pintar menggambar. Saat kubilang, “padahal Kakak kan tidak senang menggambar”. Katanya, "saya menggambar hanya karena alasan tugas dari sekolah". Hmmm, fenomena menarik.
O'o. Dalam pikiranku, untung Kakak sering dapat tugas menggambar dari sekolah, sehingga potensinya bisa dikembangkan.

So what? Peran saya malam ini hanyalah memotivasi anakku dan mendampinginya. Saya sama sekali tidak punya keahlian dalam seni. Kata anakku, “kok Ibu tak bisa menggambar?” Kujawab, “maklumlah, ibu ini orang desa yang tak punya fasilitas dan sekolah seperti kalian.” Seperti yang kutuliskan di note sebelumnya. Saat kecil, mainanku hanya renang pagi dan sore di sungai yang dipenuhi sampah. Kadang tidak pakai sabun melainkan pakai daun-daun untuk menggosok daki di badan. Keberuntungan yang dihadapi anakku tentunya karena pendidikan yang membawa kami ke kehidupan yang lebih kondusif.

Anakku, semoga pendampinganku malam ini memberi makna dalam proses pembelajaranmu.

Sebagai penutup, mari terus memotivasi anak-anak kita. Apa makna tambahan dari kejadian ini?
Kita tak harus ahli dalam bidang A untuk bisa memotivasi anak dalam bidang A. Aha, kita tidak harus ahli dalam matematika, sains dll untuk bisa memotivasi anak didik kita dalam bidang tersebut. Semoga catatan ini bermanfaat bagi pembacanya.

Fida suka menggambar

Tanggal 27 September 213, saat saya pulang dari kantor, Fida dengan bangga menunjukkan karyanya. Dia beberapa hari menonton video cara menggambar di youtube, dan akhirnya dia berhasil menggambar ini. Saya suka sekali. Tapi dia bilang, dia belum bisa menggambar jari tangannya. Saya memuji usahanya dan saya sendiri tidak bisa, bahkan saya tidak bisa menggambar 10% dari apa yang sdh digambarnya. Ayahnya juga memujinya. Dia kelihatan lega dari hasil usahanya yang mungkin membutuhkan waktu berjam-jam.

Nulis itu bermanfaat

Karena salah satu teman bertanya soal membelajarkan anak, saya jadi buka-buka catatan lama, yaitu blog yang pernah saya tulis sekitar 7 tahun lalu.
Saya pun jadi baca isinya.

Saya senang lihat gambar Fida dan senang membaca catatan pembelajaran saya.
Saya panggil Fida untuk lihat karyanya.
Dia bilang "wow".

Katanya coba bandingkan gambarku yang dulu sama yang sekarang.
Saya jadi mikir, kalau ada waktu senggang, saya mungkin bisa nulis atau arsipkan catatan saya tentang Fida di sini. Si Kaka Fika juga pernah buat blog.

Fida tersenyum melihat blog ini dan kemudia pergi menggambar lagi. Fida sekarang sudah besar, sudah berusia 11 tahun.


Sunday, April 23, 2006

Selamat bersekolah Nak! Jangan takut

  Posted by Picasa

Hari I di Campus Kindy

 Akhirnya Fika mendapat tempat di Campus Kindy setelah ikut dalam Daftar Tunggu selama satu setengan tahun. Sekolah terkenal di Brisbane sebagai sekolah yang sangat profesional, ditangani oleh staf yang profesional. Meskipun demikian, Fida kadang-kadang tidak pingin datang ke sekolah. Mengapa yah? Sangat berbeda dengan Kakaknya. Sejak kecil si kakak tidak pernah menolak untuk ke sekolah, termasuk ketika TK di Surabaya. Posted by Picasa

Cara pegang pulpen yang benar.

 Adik Fida menjelaskan cara pegang pensil atau pulpen yang benar. Dia juga kadang memprotes kakaknya, sebagaimana Ayah Ibunya melakukan hal tsb. Kelemahan Kakak menurut gurunya di Kelas 1 adalah cara pegang pensilnya. Dia sulit mengubah karena sekali dia ubah, dia merasa tidak bisa menulis dengan lancar atau indah. Ternyata cara pegang pulpen adalah salah satu indikator penilain di sekolah. Posted by Picasa

Ciri ketelatenan (karya usia 3 1/2 tahun)

 Saya senang dengan gambar ini karena menunjukkan ketelatenan, kesabaran, kemampuan berkonsentrasi dalam bekerja. Hasil pewarnaannya sangat bagus atau rapi. Terdapat sekitar 15 warna yang berbeda yg digunakannya dalam pewarnaan ini. Apakah pelajaran mewarnai secara online di komputer berpengaruh pada kemampuanya mewarnai secara manual. Posted by Picasa

Aman dan Damai

 Kalau mereka asyik masing-masing dengan pekerjaanya, maka situasi menjadi aman. Sesekali Sang Adik bertanya kepada kakaknya, dan sekali-sekali Kakak menyumbangkan idenya ke Adik. Terima kasih anakku kalau kalian tidak bertengkar. Posted by Picasa

Aturlah agar bergiliran

 Pemandangan dalam foto ini sangat bagus dimana kakak memperhatikan Adiknya bermain. Si Adik pasti senang dilihat. Hanya sayangnya, situasi seperti ini sering tidak terjadi. Mereka semua pingin main komputer alias rebutan. Sering terjadi ketika komputer tidak terpakai, si kakak (usia 6 tahun) segera menggunakannya. dan ketika terdengar atau terlihat sang adik (usia 4 tahun), maka si adik nyerobot. Biasanya berarkhir dengan pertengkaran.
Apa yang terjadi kemudia? respon orang tua bermacam-macam.
- Sang Ayah biasanya cenderung menegur kakaknya dengan alasan kakak seharusnya lebih bisa mengalah atau mengerti. Nah ketika seperti itu, saya juga biasanya segera mengomentari perilaku si Adik dengan harapan mengimbangi kekecewaan kakak.
- atau anak2 diancam tidak boleh ada yang main komputer.
- atau kakak diminta main di laptop ayahnya. Namun celakanya sang adik selalu datang ke kakaknya apalagi dia mendengar atau mengetahui mainan yang berbeda. Sikakak semakin jengkel sedang adik semakin minta kakaknya mencarikan mainan yang diperoleh kakaknya. Maka tetaplah terjadi kekacauan. Nah kadang si kakak berhenti main komputer dan masuk di kamarnya mencari kegiatan lain, ternyata si Adik juga berhenti main komputer. Nah saat seperti itu kakak kembali main komputer yang tadinya di pakai adik. Ini sudah sering terjadi dan kadang saat-saat itu saya sibuk di dapur nyiapin makanan buat keluarga.
- tindakan lain dari saya khususnya adalah meminta mereka masuk di kamar, duduk dan berfikir. Minta mereka mikir apa yang salah, apa yang seharusnya dilakukan, apa solusi yang sebaiknya diambil. Maka akhirnya semua diam dan mikir. Apa yang terjadi kemudia, Si Adik datang ke saya dan bilang 'Mum, I already thinking', maksunya dia sudah mikir dan siap ditanyai pertanggungjawabannya. Mungkin karena dia sudah terbiasa dg situasi seperti bahwa setelah dia mengakui kesalahan, meminta maaf, mengidentifikasi ciri-ciri anak yang baik, persoalan sudah selesai. Ibunya pasti memeluknya, menciumnya dan suasana tegang sudah cair. Anakku, Ibu sering hanya mencoba cara menanganimu secara spontan, acak, tak terencana, dan tidak ada evaluasi setelah itu. Kalian tidak mengerti kalau ibu tidak punya gelar sarjana sekalipun kaitannya dengan peran orang tua aau 'parenting'bagaimana seharusnya saya bersikap? Pelajaran 10: Bagaimana cara yang tepat untuk menangani anak yang bertengkar dengan saudaranya? Apakah pertengkaran antar bersaudara selalu terjadi di mana-mana. Seingat saya, Ibuku juga sering marah karena bertengkar dengan saudaraku ketika kecil. bahkan ibu kadang bilang, ambil saja pisau, sekalian kamu bertengkar dengan pisau. Akibatnya maka diamlah kami. Anak teman-teman saya juga suka bertengkar. bagaimana teknik menggunakan momen pertengkaran tersebut untuk membantu mereka memahami konsep kerja sama dan saling menghargai. Posted by Picasa

Kejutan buat Mum

 Ini salah satu hasil karyanya pada bulan pertama di TK atau 'Campus Kindy'. Dia selalu membawa sesuatu pulang ke rumah demi membuat kejutan orangtuanya. Dia sering minta Ibu dan ayahnya menutup mata sebelum dia menunjukkan karyanya. Lalu setelah kami buka mata, maka kami mengekspresikan rasa kegembiraan menerima hadiahnya. Dan pesan yang selalu mengikuti pemberiannya adalah 'You have to share', artinya Ibu dan ayahnya harus berbagi. Ternyata pesan Ayah dan Ibu untuknya juga dipakai untuk menasehati orangtua. Artinya apa, jika kita memberi aturan pada mereka, mereka bisa mengerti. Cuman sejauh mana prakteknya, perlu kita teliti lebih jauh. Pelajaran 8: Kalau si anak bisa membuat kejutan pada kita, apa kita juga perlu membuat kejutan buat mereka dalam bentuk karya kita. Bukan dalam bentuk hadiah yang dibeli di toko? Apakah ini mendasar? Posted by Picasa

Arts: Egg

 Setelah Fida melihat gambar telur yang dibuat dan didekorasi kakaknya di sekolah, dia pun segera membuat gambar ini dan bisa selesain dalam waktu yang relatif singkat. Ternyata seorang anak bisa dengan cepat sekali meniru apa yang dilakukan orang di sekitarnya. Maka hati-hati terhadap anak? jangan sampai ada hal yang menarik bagi kita tapi tidak seharusnya dilihat oleh anak. Posted by Picasa

Matematika dalam hidupmu!!!

 Setelah memperhatikan gambarmu Fida, seharusnya dari sana saya bisa mengenalkanmu berbagai konsep-konsep matematika, misalnya square (bujursangkar), persegipanjang (rectangle), lingkaran (circle), garis-garis sejajar (parallel lines), garis berpotongan (intersection), posisi (peta), number sense (misalnya berapa banyak persegipanjang di sana? Atau pelajaran ilmu pengetahuan Alam berkaitan dengan taman. Maafkan anakku, ternyata terlalu banyak hal yang seharusnya terfikirkan tapi saya hanya mengabaikannya. Saya terlalu sibuk dengan diri sendiri atau bahkan menggunakan waktu hanya untuk hal-hal yang tidak berguna. Ada ide yang muncul dikepala saya saat ini, yaitu
mungkin sebaiknya saya membaca silabus pendidikan anak TK tentang kompetensi apa yang perlu dikembangkan bagi mereka dan bagaimana caranya. Memulai dari sana seharusnya bermanfaat karena silabus itu sudah hasil garapan para ahlinya. kapankah saya bisa menjalankan ide ini? (Pelajaran 7: Bagaimana saya mengatur waktu agar bisa menjadi mahasiswa PhD yang sukses sekaligus ibu rumah tangga yang berkualitas Posted by Picasa

Pahamilah si anak!

 Apakah hasil coretan sembarang atau apa. saya seharusnya menanyainya. Yang biasa terjadi adalah menjelaskan gambarnya dengan kalimat yang sama sekali tidak berhubungan. Tapi ini menurut persepsi saya. Seharusnya saya harus bijaksana bahwa jangan mengedepankan persepsi saya tetapi berusaha menggali apa yang dia maksudkan. Dan konteks tersebut seharusnya saya jadikan titik awal memulainya menyampaikan pelajaran-pelajaran yang terencana.
Anakku, itulah makanya saya katakan bahwa tugas Ibu dan Ayah tidak ringan. Celakanya kami jarang mencoba meluangkan waktu untuk berefleksi tentang metode mendidik atau mengajar kami. (Pelajaran 6: Seberapa seringkah kami orang tua mau duduk berfikir, merenung, mengevaluasi atau berefleksi tentang ketepatan dan kefektifan metode kami dalam mengajar mereka? Bukankah kami orang tua yang menjadi kunci keberhasilanmu? Bukankah kalian tidak tahu sama sekali warna dan corak masa depan? Bukankah kalian tidak tahu bahwa banga kita BANGSA INDONESIA mengalami kehancuran dan keterbelakangan dan kalianlah menjadi bagian harapan kami untuk membangunnya? Maafkan kami anakku atas ketidabecusan kami) Posted by Picasa

Kerjasama yang baik antar Kakak & Adik

 Kakak Fika menuliskan kalimatnya dan adik Fida mendekorasinya. hasilnya adalah sebuah Bookmark atau penanda bacaan yang biasa diselipkan di buku bacaannya Posted by Picasa

Saturday, April 22, 2006

Mari kita lihat variasi gambar orang yang dibuatnya

 Pelajaran 5: Bagaimana pelajaran kesenian di banyak sekolah di Indonesia diperbaharui sehingga tidak justru menjadi beban siswa melainkan kesenangan siswa?
Selama ini Fida memang senang menggambar. Pada waktu dia dititip di sebuah play house, dia sering menangis dan kadang-kadang dia diam ketika si guru memberinya kertas dan pensil. sejak usia 3 tahun;dia sudah sering mencoret, menulis, menggambar. Yang saya tidak mengerti adalah dia sering menggambar sesuatu yang tampaknya tidak direncanakan lebih dahulu tapi hasilnya sangat mengagumkan.
 Buktinya dia tidak tahu nama gambar tsb sedangkan orang dewasa bisa mengenalinya. Atau keinginannya berbeda dengan hasilnya.Saya hampir tidak pernah mengajarinya menggambar. llingkungan pelajaran saya ketika kecil terlalu miskin. Kertas dan pulpen hanya dipakai untuk di sekolah. hari-hari hanya digunakan main dengan tanah atau batu lihat, daun-daun, renang disungai pagi dan sore tanpa pengawasan orang tua. Jiwa seni saya sangat terbatas. Sedangkan kedua anak saya menulis atau menggambar setiap harinya.
 Nak bersyukurlah Ibu diberi rejeki dapat beasiswa untuk S3 di sini sehingga kalian dapat hidup di lingkungan yang kaya dg sumber-sumber belajar dan sekolah gratis. Padahal sekolah di sini mahal bagi orang asing (mungkin sekitar 50 juta rupiah setahun, saya lupa deh berapa tepatnya. Akan saya cek!
Saya tidak mengerti banyak tentang seni tetapi art activities amat dominan di taman kanak-kanak bahkan di sekolah dasar. Posted by Picasa

Hal apa yang tercermin dari gambar ini?

 Gambar Fida bulan April 06 (Usia 4 tahun) Posted by Picasa

Anak kecil senang ditanyai & menjelaskan ya?

 
Nah suasana dalam foto ini yang dia senangi, yaitu ketika saya mau mendengar penjelasannya, saya mau bertanya tentang cara menemukan permainan tertentu di website atau cara bermainnya. Atau saya duduk disana dan memujinya. Hal ini yang selalu dia inginkan. Tetapi sayang, karena keterlibatan saya disana sering tidak sepenuhnya. Seharusnya ini adalah kesempatan yang baik untuk mengetahui apa yang dia pikirkan, sejauhmana dia memahami sesuatu konsep tertentu, hal apa yang perlu saya lakukan untuk tindak lanjutnya, sejauh mana kemanfaatan website tsb untuk peningkatan keintelektualannya (ini dikenal sebagai Authentic assessment). Kita seharusnya mengambil kemanfaatan dari situasi dimana anak mau berbicara. Namun sayangnya terkadang orang tua menjadi penghambat perkembangan kemampun berkomunikasi anak. Padahal kita harus sadar communication skills adalah keterampilan mendasar yang dibutuhkan anak untuk kesuksesan masa depannya. (Pelajaran 4: Bagaimana cara mengases (menilai)anak untuk digunakan dalam proses pembelajaran anak -'assessment for learning- Apakah saya perlu menyiapkan rubrik penilaian? Bagaimana bentuknya?) Posted by Picasa

Fida sedang menari

 Nah kalau bosan main komputer, kadang dia berjoget, tari ballet, bermain ski di salju dengan menginjak dua buku, atau membaca buku dengan suara keras, membahasakan sendiri gambar yang ada dalam sebuah buku, dll. Perilakunya banyak dipengaruhi oleh Internet. Dia sering mendemonstrasikan sesuatu yang telah dilihatnya melalui internet. Jadi ternyata setelah masuk ke dunia virtual, misalnya shopping, dressing up, atau telling story, dia ingin praktekkan. Sebagai contoh dia berpakaian seperti pakaian orang yang main salju meskipun suasana saat itu sedang panas sekali. Jadi karena informasi yg diperoleh sangat berpengaruh maka kita perlu menyeleksi website yang bisa ditempatkan dalam favourite atau Bookmark anak (Pelajaran 2: Apakah kriteria saya dalam menetapkan sebuah website buat anak?) Posted by Picasa

Gaya dia bermain komputer

 Nah beginilah keseharian dia di rumah ketika sang Kakak di sekolah, ibunya sedang asyik belajar di meja lainnya, dan ayahnya beristirahat akibat tidak tidur semalaman demi mencari biaya hidup primer. Sesekali dia mendatangiku karena ingin berbagi cerita yang sedang berkecamuk di kepalanya. Kalimat yang sering terlontar 'Mummmmmm, come here mum, I want to saw you something .....' Atau 'Mum, mum, mum you know ....' Bermacam saja caranya meminta perhatian saya dan akhirnya saya kadang minta dia jangan mengganggu karena sayang sedang belajar. Maafkan Ibu Nak, kamu terpaksa harus terbiasa dengan situasi ini. Bahkan Ibu kadang mengeluarkan kata yang tak pantas berupa ancaman misalnya, 'If you disturb Mum, I will go to the Campus and study there.' Jadi saya ngancam akan pergi ke kampus untuk belajar di sana. Nah kalau sudah begini dia pasti diam sesaat atau menjawan OK, atau dia berjanji tidak mengganggu 'I promise Mum!' dengan gaya memelas. Inilah faktanya bahwa sering teori diketahui bahwa jangan mengancam tapi bernegosiasi, jelaskan secara baik pada anak, tapi kadang sulit melaksanakannya. Saya perlu latihan berkata lemah lembut pada anak karena saya adalah model bagi dia (Pelajaran 2: Belajarlah dan berlatihlah berkata lemah lembut, bernegosiasi, menjelaskan alasan larangan saya secara lemah lembut, dia masih kecil, bukan orang dewasa kecil. Orang dewasa saja tidak suka kalau dikasari. Anak kecil juga punya perasaan khan) Posted by Picasa

Kapan Fida mulai bisa nulis?

 Ini tulisan Fida sekitar bulan lalu (usianya 4 tahun 1 bulan). Saya kaget kapan dia bisa mulai menulis dan bagaimana dia bisa tahu. Saya dan ayahnya tidak pernah mengajarinya menulis sedangkan selama ini dia bersama kami di rumah. Saya melihatnya dia menulis tanpa mencontoh sebuah tulisan. berarti bayangan huruf itu sudah tersimpan di memorinya. Apakah ini akibat sering main komputer, atau diam-diam dia melihat kakaknya ketika belajar. Ibu terlalu sibuk Nak sehingga sering Ibu tidak bisa menemanimu bermain. Untunglah ada Internet di rumah yang bisa diakses kapan saja, jadi Fida bisa bermain sambil belajar dengan komputer. Tentu ini salah satu bukti bahwa Internet sangat bermanfaat untuk pendidikan. (Lesson1: Sejauh mana pengaruh Internet pada proses pengenalan abjad? Bagaimana saya membantu dia mengenali nama huruf. Apakah harus diajar bahasa Indonesianya atau bahasa Inggrisnya dulu? Fida butuhkan kedua bahasa itu.) Posted by Picasa